12 Agustus 2013

Memaknai semangat kemerdekaan NKRI

oleh : Abdul Haris Mubarak, S.Sos
Sekretaris Umum PMII Kabupaten Gowa
Kemerdekaan Indonesia berdasarkan proklamasi kemerdekaan Negara Kesauan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1945 Atas nama Bangsa Indonesia oleh Soekarno dan Hatta sebentar lagi akan diperingati. Hari Ulang Tahun Repbulik Indonesia (HUT-RI) yang sudah pululan tahun diperingati secara seremonial sepertinya semakin luntur dari makna kemerdekaan.
Secara konseptual, NKRI adalah sebuah Negara yang mengagungkan demokrasi dengan semboyan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Oleh pribadi menilai konsep ini sudah terbalik karena secara sadar kita ketahui bersama bahwa rakyat adalah tuan atas wakil rakyat, rakyat adalah sumber penghidupan aparat negeri, dan rakyat adalah kehormatan yang harus dilindungi oleh TNI dan Polri, harus di ayomi oleh PNS dan harus dibina oleh Guru. Bukan tanpa alasan karena rakyat telah membayar pajak untuk kesejahteraan bersama.
Mari kita menilai kinerja orang-orang yang menjadi bawahan rakyat hari ini!                            
Dimana aparatur Negara hari ini? Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati dan jajarannya yang menjadi aparatur Negara justru hanya sudi berbagi kesejahteraan pada kelompok mereka. Bukankah hal tersebut merupakan sebuah penyelewengan atas konsep demokrasi yang menjadikan rakyat sebagai tuan?
Dimana pelayanan PNS saat ini?Justru kita telah menyaksikan bersama bahwa rakyat kecil seringkali dipersulit ketika membutuhkan urusan administrasi pada kantor-kantor milik pemerintah, bahkan rakyat seringkali harus bertekuk lutut dihadapan pegawai yang seharusnya menjadi pelayan atau pekerja rakyat. Bukankah mereka digaji oleh rakyat melalui pajak?.
Dimana kinerja guru dalam memajukan pendidikan Bangsa? Jangan bangga dengan kualitas pendidikan bangsa hari ini karena justru orang-orang yang berpengetahuan luas juga banyak yang menguras kekayaan Negara. Ada guru yang telah dibayar dengan mahal namun masih saja mengurangi jam mengajar, ada pula guru yang tidak tau mengajar tapi memaksakan diri karena mengharapkan bayaran dari pemerintah. Sementara itu, banyak guru yang bermasa bodoh dengan memberikan materi pelajaran sekedar membayar waktu mengajar dan mengisi absensi sekolah. Bukankah guru itu harus bertanggung jawab memajukan kecerdasan bangsa yang berlandaskan pada pengembangan nalar, mental dan kreativitas? Bukankah guru dibayar untuk itu? Lalu bagaimana kita menilai hal tersebut?
Bagaimana TNI meyakinkan warga Negara akan keamanan nasional? Sementara kita yang khendak memberikan aspirasi seringkali dipagari oleh barisan TNI yang dipersiapkan membendung kerumunan massa!, alangkah lucunya negeri ini!
Dimana keberpihakan Polri saat ada permasalahan yang terjadi pada masyarakat? Bukankah seringkali kita menyaksikan atau bahkan merasakan langsung betapa sebagian Polri telah berpihak pada pemilik modal atau orang-orang yang berduit? Lalu bagaimana kita menikmati kemerdekaan dengan kondisi seperti ini?
Dimana penegak hukum berada ketika ada perkara? Ternyata hukum akan memberikan kesaksian yang menguntungkan bagi orang yang memiliki uang banyak. Itulah yang sering dirasakan warga Negara hari ini.
 Saya ingin kemerdekaan itu adalah :
1. Kekayaan Negara dinikmati oleh seluruh warga Negara
2. Bebas dari korupsi atau matikan saya koruptor itu
3. Bebas dari tekanan politik penguasa
4. Bebas mendapatkan pendidikan yang lebih luas dan hal tersebut menjadi tanggungjawab penguasa
5. Bebas urusan administra pada lembaga milik pemerintah
6. Rakyat menjadi tuan dari aparan Negara, baik PNS, Polri maupun TNI.

Selamat atas para pejuang kemerdekaan NKRI yang telah merebut bangsa dari telikung kolonial, dari penjajah Potrugis, Belanda dan Jepang.
Meri kita mengirimkan do’a dengan membaca al-fatihah untuk para pejuang kemerdekaan NKRI
Mari kita bersama-sama berbuat yang terbaik untuk kepentingan Negara semoga ditangan kita, negeri ini akan menjadi yang terbaik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar