oleh : Abdul Haris Mubarak, S.Sos
Sekretaris Umum PMII Kabupaten Gowa
Kemerdekaan Indonesia berdasarkan
proklamasi kemerdekaan Negara Kesauan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 17
Agustus 1945 Atas nama Bangsa Indonesia oleh Soekarno dan Hatta sebentar lagi
akan diperingati. Hari Ulang Tahun Repbulik Indonesia (HUT-RI) yang sudah
pululan tahun diperingati secara seremonial sepertinya semakin luntur dari
makna kemerdekaan.
Secara konseptual, NKRI adalah
sebuah Negara yang mengagungkan demokrasi dengan semboyan pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Oleh pribadi menilai konsep ini sudah
terbalik karena secara sadar kita ketahui bersama bahwa rakyat adalah tuan atas
wakil rakyat, rakyat adalah sumber penghidupan aparat negeri, dan rakyat adalah
kehormatan yang harus dilindungi oleh TNI dan Polri, harus di ayomi oleh PNS
dan harus dibina oleh Guru. Bukan tanpa alasan karena rakyat telah membayar
pajak untuk kesejahteraan bersama.
Dimana aparatur Negara hari ini? Presiden, Menteri, Gubernur,
Bupati dan jajarannya yang menjadi aparatur Negara justru hanya sudi berbagi
kesejahteraan pada kelompok mereka. Bukankah hal tersebut merupakan sebuah
penyelewengan atas konsep demokrasi yang menjadikan rakyat sebagai tuan?
Dimana pelayanan PNS saat ini?Justru kita telah menyaksikan
bersama bahwa rakyat kecil seringkali dipersulit ketika membutuhkan urusan
administrasi pada kantor-kantor milik pemerintah, bahkan rakyat seringkali
harus bertekuk lutut dihadapan pegawai yang seharusnya menjadi pelayan atau
pekerja rakyat. Bukankah mereka digaji oleh rakyat melalui pajak?.
Dimana kinerja guru dalam memajukan pendidikan Bangsa? Jangan bangga dengan kualitas
pendidikan bangsa hari ini karena justru orang-orang yang berpengetahuan luas
juga banyak yang menguras kekayaan Negara. Ada guru yang telah dibayar dengan
mahal namun masih saja mengurangi jam mengajar, ada pula guru yang tidak tau
mengajar tapi memaksakan diri karena mengharapkan bayaran dari pemerintah.
Sementara itu, banyak guru yang bermasa bodoh dengan memberikan materi
pelajaran sekedar membayar waktu mengajar dan mengisi absensi sekolah. Bukankah
guru itu harus bertanggung jawab memajukan kecerdasan bangsa yang berlandaskan
pada pengembangan nalar, mental dan kreativitas? Bukankah guru dibayar untuk
itu? Lalu bagaimana kita menilai hal tersebut?
Bagaimana TNI meyakinkan warga Negara akan keamanan
nasional?
Sementara kita yang khendak memberikan aspirasi seringkali dipagari oleh
barisan TNI yang dipersiapkan membendung kerumunan massa!, alangkah lucunya
negeri ini!
Dimana keberpihakan
Polri saat ada permasalahan yang terjadi pada masyarakat? Bukankah seringkali kita
menyaksikan atau bahkan merasakan langsung betapa sebagian Polri telah berpihak
pada pemilik modal atau orang-orang yang berduit? Lalu bagaimana kita menikmati
kemerdekaan dengan kondisi seperti ini?
Dimana
penegak hukum berada ketika ada perkara? Ternyata hukum akan memberikan kesaksian yang
menguntungkan bagi orang yang memiliki uang banyak. Itulah yang sering
dirasakan warga Negara hari ini.
Saya ingin kemerdekaan itu adalah :
1. Kekayaan Negara dinikmati oleh
seluruh warga Negara
2. Bebas dari korupsi atau matikan
saya koruptor itu
3. Bebas dari tekanan politik
penguasa
4. Bebas mendapatkan pendidikan yang
lebih luas dan hal tersebut menjadi tanggungjawab penguasa
5. Bebas urusan administra pada
lembaga milik pemerintah
6. Rakyat menjadi tuan dari aparan
Negara, baik PNS, Polri maupun TNI.
Selamat atas para pejuang kemerdekaan NKRI yang
telah merebut bangsa dari telikung kolonial, dari penjajah Potrugis, Belanda
dan Jepang.
Meri kita mengirimkan do’a dengan membaca
al-fatihah untuk para pejuang kemerdekaan NKRI
Mari kita bersama-sama berbuat yang terbaik untuk
kepentingan Negara semoga ditangan kita, negeri ini akan menjadi yang terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar