03 November 2012

Sulitnya mengajak mahasiswa untuk belajar dan kajian


Masalah yang melanda generasi muda di Indonesia adalah kecenderungan untuk melakukan pola hidup Hedon atau suka berhura-hura. Tidak bisa dipungkiri bahwa mausia memiliki sifat dasar suka pada hal-hal yang baru, tren, inovatif unik dan menonjol. Itulah sebabnya mereka cenderung untuk mengejar hal-hal yang manusiawi seperti berhura-hura dengan alasan ingin menikmati hidup.
Parahnya lagi, peran utama pemuda, baik selaku palajar maupun profesi dalam dunia usaha tidak lagi menjadi pokok untuk tujuan kemaslahatan bersama membangun kesejahteraan bangsa. Justru yang dibangun adalah untuk mencapai kesenangan pribadi semata yang sejenak akan berlalu.
Berangkat dari masalah tersebut, beberapa gerakan kolektif tingkatan mahasiswa mencoba melakukan perbaikan nalar, mental, gerak serta sikap terhadap beberapa generasi yang terjebak dengan gaya hidup berhura-hura. Berbagai cara dilakukan untuk membendung tantangan tersebut, termasuk mengajak mahasiswa untuk ikut mengkaji masalah-masalah sosial, budaya, agama, politik dan beberapa wacana terkait sebagai jalan untuk menuntun mahasiswa di jalan yang benar. Sekedar mengajak mahasiswa untuk belajar itu sangat sulit, penyebabnya adalah mereka telah terjangkit virus akut Hedonisme yang mendewakan tempat belanja, pakaian, bepergian, perhiasan, seks dan lain-lain. sementara itu, mahasiswa cenderung melupakan tujuan utamanya belajar, terlebih tri darma perguruan tinggi dan juga melupakan tanggungjawab mahasiswa yaitu agent of change, social of control dan moral force.
Sungguh suatu tantangan yang berat untuk mengubah itu, tapi tantangan ini dicoba diatasi dengan cara mengajak mahasiswa dengan bahasa yang lain. “kalian ikut saja kegiatan ini karena cocok untuk kita dan (kegiata yang menyenangkan)”. Gambaran yang “menyenangkan” itu direspon dengan baik tapi ketika mereka telah sampai pada tempat kegiatan, mereka merasa kecewa dan sakit hati karena bagi mereka, belajar adalah hal yang menjenuhkan atau bisa jadi mereka alergi ketika belajar. Lalu apa sikap yang dilakuan ketika mengalami ini?. Ketika mereka kami ajak untuk menjelaskan mengapa mereka dipanggil untuk ikut kegiatan belajar, mereka bilang “kami kecewa karena dibohongi”. Memang beralasan, tapi mereka tidak akan pernah hadir jika hanya dipanggil untuk kegiatan belajar berorganisasi dan kajian umum lainnya.
Karena mereka sakit hati dan kecewa lantaran merasa di Bohongi, diberilah mereka pertimbangan yaitu “pilih kecewa sejenak atau sakit hati selamanya?” setidaknya mereka bisa diberi pilihan antara lain:
1.       Sakit hati, berburuk sangka selamanya dan membuat jarak pada kami yang selama ini telah terjalin jika kekecewaan anda dilakukan dengan membuat keputusan batal mengikuti kegiatan,
2.       Mengikuti kami selama beberapa waktu yang terbilang singkat, untuk menyampaikan niat baik kami memperbaiki nalar, mental dan amal bakti generasi muda lalu menentukan pilihan, apakah tertarik berproses pada Gerakan ini atau tidak?.
Itulah dunia mahasiswa, untunglah kalau secara akademik mereka baik, itu artinya 1/3 dari tuntunan tri darma perguruan tinggi telah dipenuhi. Harapan kami adalah, jangan kita memperparah keadaan bangsa dengan terpengaruh oleh arus globalisasi yang bebas nilai.

Tulisan ini dirangkai berdasarkan teritorial PC. PMII

Tidak ada komentar:

Posting Komentar