Melihat meningkatnya aktivitas
politik-militer di Kawasan ASEAN, terutama eskalasi kekuatan Militer Amerika
Serikat (AS) di Pasifikk, Amerika Serikat sampai tahun 2020 nanti akan
mengarahkan 60% kekuatan armada lautnya di Kawasan Pasifik dan 40% di Samudra
Hindia,
sebelumnya telah diarahkan ribuan Marinir (Darwin dan Guam) termasuk
dikupulauan Coccos. Di Indonesia sendiri, Militer Amerika Serikat telah
menjalin kerjasama dengan Indonesia, hal ini ditandai dengan lahirnya USNS
Mercy di Teluk Manado dan rencana latihan bersamaAmerika dengan koarmatim
dengan sandi CARAT 2012 di Surabaya pada Awal Juli ini dan penempatan kapal
perang di Singapura.
Disaat yang bersamaan, kekuatan
China-Rusia semakin terjalin, latihan perang yang intensif China-Rusia,
Aktivitas ujicoba persenjataan Korea Utara dan penigkatan belanja Militer China
hingga menyentu angka UU$ 60 Miliar, turut menambah fakta bahwa aktifitas Militer
dikawasan Pasifik meningkat dan rentan mengalami gesekan dan berujung menjadi
zona pertempuran. Peningkatan kekuatan dan kerjasama Militer tersebut tentunya
menjadi kekhawatiran terutama di Kawasan Negara-negara ASEAN, tidak mau menjadi
zona pertempuran.
Pada tanggal 20 november 1971 ASEAN
Mendeklarasikan “ASEAN ZOPFAN” (Zona of Peace, Fridom and Naturality/ASEAN
sebagai Kawasan damai, merdeka dan netral. Hal ini dapat dijadikan pegangan
teguh Negara-negara ASEAN guna menegah keterlibatan ASEAN dalam Konflik AS-Uni
Eropa dan China-Rusia dan menghindari Kawasan ASEAN menjadi kancah pertarungan
serta kepentingan politik-militer.
Akan tetapi merujuk pada kedekatan
dan keterlibatan Negara-negara ASEAN dalam aktivitas kampanye militer Amerika
Serikat di ASEAN termasuk di Indonesia, tentunya kita sebagai kaum muda ditak
ingin Republik ini disere dalam pusaran kepentingan Negara yang berserteru. Kita
tidak ingin Republik ini menjadi tidak berdaulat dalam menentukan netralitas
sikap politik dan Militer. Kita pertegas bahwa Kawasan ASEAN harus menjadi
kawasan damai, merdeka dan netral. ASEAN bukan kawasan yang dijadikan pijakan dan
kepentingan dari Negara manapun secara politik-militer di Pasifik.
Olehnya itu kami dari Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menyatakan Sikap:
1. Menolak Hadirnya pangkalan Militer
Amerika Srikat di Seluruh wilayah ASEAN.
2. Mendesak seluruh Negara-negara ASEAN
agar berpegang teguh pada deklarasi ASEAN ZOPFAN sehingga ASEAN Bebas campur
tangan dari kekuatan-kekuatan luar kawasan dan mendorong berbagai penyelesaian
masalah yang berlangusng secara damai dan bersahabat.
3. Mendesak pemerintah pusat agar
memprkuat secara maksimal system dan kekuatan Aramada Pertahanan Laut Indonesia
terutama dilini strategis dan garis depan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Sabang, Selat Malaka, Selat Lombok, Nunukan,Miangas, Morotai, Biak
Numfor dan Arafuru)
Makassar, 4 Juni 012
aksi dan pernyataan sikap dilakukan di Persimpangan Jalan Pettarani-Urip Sumoharji oleh :
PMII Cabang Gowa,
PMII Cabang Makassar Raya,
PMII Cabang Takalaar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar